Featured

Wednesday, December 29, 2010

Ikan Lele Bermutasi Jadi Pemangsa Manusia

Sejak tahun 1998 hingga 2007, tiga orang lenyap tenggelam mendadak di Great Kali River, sungai yang melintang di perbatasan antara Nepal dan India utara. Hal ini sangat aneh karena kawasan itu bukanlah habitat buaya dan predator air lain.

Terakhir, dari saksi mata yang melihat kejadian, seorang anak terlihat diseret ke dalam air oleh sesuatu yang tampak seperti babi berukuran panjang. Setelah itu, korban tidak pernah terlihat lagi, hidup atau mati. Demikian pula sisa-sisa tubuh ataupun pakaiannya.

Kasus-kasus itu memicu Jeremy Wade, biolog asal Inggris untuk mengamati apa yang ada di dalam sungai tersebut. Pasalnya, serangan hanya terjadi di kawasan tertentu, sepanjang sekitar 6 sampai 8 kilometer. Kawasan itu, menurut keterangan penduduk, merupakan kawasan di mana mereka biasa melarungkan jasad saudara-saudara mereka yang telah meninggal setelah dibakar.

Setelah meneliti menggunakan alat pengukur kedalaman, ia memastikan tidak ada lubang ditemukan, artinya serangan tidak diakibatkan oleh turbulensi yang terjadi di air.



Benar saja, tak lama setelah itu, dari jarak sekitar 1 kilometer dari serangan terakhir, seekor kerbau yang sedang minum di sungai yang hanya memiliki kedalaman 1 meter diserang dan diseret oleh sesuatu dari dalam air.

“Apapun yang mampu menyeret kerbau sebesar itu pasti memiliki ukuran dan bobot seberat 90 sampai 140 kilogram,” ucap Wade, seperti dikutip dari Discovery, 29 Desember 2010.

Dalam penelitian bawah air, Wade menemukan goonch catfish, serupa ikan lele yang memiliki panjang satu meter. Namun ikan itu gagal ditangkap. Penelitian lebih lanjut, diketahui bahwa terdapat beberapa kelompok goonch dan enam di antaranya berukuran sebesar manusia.

Setelah gagal menangkap ikan itu dengan alat pemancing, Wade coba memancing pemunculan ikan itu menggunakan seonggok kayu bakar dan disusun seolah-olah merupakan bekas kremasi jasad orang meninggal. Ternyata sukses.

Seekor goonch berukuran panjang 1,8 meter dan berbobot 75,5 kilogram, atau 3 kali lebih berat dibanding goonch lainnya berhasil ditangkap. Ikan ini diperkirakan cukup besar dan kuat untuk memakan seorang anak kecil, namun tak cukup besar untuk menyeret dan menyantap seekor kerbau.

Dari keterangan penduduk, Wade menyimpulkan bahwa ‘ikan lele’ itu telah bermutasi menjadi berselera terhadap daging manusia. Ikan juga tumbuh menjadi raksasa setelah terus mengonsumsi daging setengah matang sisa-sisa jasad manusia yang dilarungkan dan tenggelam di dasar sungai.

Tuesday, December 28, 2010

Dulu, Ikan Berenang di Gurun Panas Sahara

Teori yang berkembang saat ini, manusia modern dan Neanderthal berasal dari satu nenek moyang yang hidup di Afrika sekitar 700.000 tahun yang lalu.

Namun, ada pertanyaan besar yang belum terjawab, bagaimana bisa para nenek moyang bermigrasi dari Afrika. Apalagi, ada Gurun Sahara di sana -- gurun panas terbesar di dunia dan kemungkinan besar jadi penghalang utama keluarnya manusia dari Afrika.

Para ilmuwan selama ini terfokus pada Lembah Sungai Nil yang diduga menjadi koridor manusia meninggalkan Afrika. Namun penelitian yang dihasilkan gagal untuk mendapatkan bukti konsisten. Soal apakah kondisi air Sungai Nil konsisten, juga masih kontroversial.

Dan saat ini, para ilmuwan beralih ke lokasi yang awalnya sama sekali tak terbesit dalam pikiran: Sahara. Bahkan, para ilmuwan menduga, Sahara tak hanya bisa dilewati manusia, tapi juga ikan.

"Ikan diduga bisa berenang di Sahara selama fase basah, antara 10.000 hingga 6.000 tahun lalu," kata peneliti geografi di King's College London, Nick Drake, seperti dimuat situs LiveScience.


"Sahara bukan penghalang untuk migrasi binatang dan manusia."

Menggunakan citra satelit dan peta digital lanskap, para peneliti menemukan bahwa Sahara pernah ditutupi oleh jaringan padat sungai, danau dan delta. Terusan besar ini menyalurkan air dan binatang air ke dalam dan di Sahara selama fase basah dan 'hijau'.

Dalam analisis mereka, Drake dan timnya menemukan bukti bahwa banyak makhluk, termasuk binatang air, tersebar di sejumlah wilayah yang dilalui Sahara.

Sebagai contoh, 25 spesies hewan Afrika Utara memiliki populasi baik di utara maupun selatan Sahara, termasuk ikan lele (Clarias gariepinus), nila (Tilapia zillii), ikan permata cichlid (Hemichromis letourneuxi), dan siput air tawar seperti Melania berbingkai merah (Melanoides tuberculata).

Peneliti berpendapat, jika ikan bisa menyeberangi Sahara, sulit untuk membayangkan bahwa manusia tidak.

Tak hanya itu, analisis terhadap bahasa Afrika dan artefak menunjukkan bahwa kondisi perairan kuno mempengaruhi bagaimana manusia tinggal Sahara.

Misalnya, penduduk berbahasa Nilo-Sahara pernah tinggal di Sahara tengah dan selatan, dan mungkin pernah berburu hewan air menggunakan tombak atau kait.

Selain itu, sedimen danau kuno menunjukkan Sahara pernah menghijau sekitar 125.000 tahun lalu.

Peneliti mengaku mendapati sejumlah kesulitan saat meneliti Sahara. Beberapa negara Sahara di mana para ilmuwan ingin datang untuk menganalisa genetik populasi ikan -- tak aman dikunjungi karena kegiatan teroris dan perang saudara.

Para ilmuwan menjelaskan secara rinci hasil temuannya dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Senin 27 Desember 2010. (sj)

Sunday, December 26, 2010

12 Reruntuhan terindah di muka bumi

Reruntuhan bangunan bukan lagi menjadi tempat seram berkumpulnya para hantu dalam legenda. Seringkali reruntuhan sekarang dibiarkan apa adanya untuk mempertahankan keindahan yang ada dan akhirnya menjadi obyek wisata yang indah. Reruntuhan yang ada seringkali merupakan bukti sejarah kemegahan bangsa yang membangun tempat-tempat asli yang ada.

Dari reruntuhan tersebut, seringkali fakta sejarah dapat kita temui dari berbagai barang yang masih dapat anda temui di sana. 12 Reruntuhan yang ada di bawah ini adalah reruntuhan yang paling indah yang dapat kita temu di berbagai negara.

1. Machu Picchu (Peru)


Reruntuhan paling terkenal di antara semua reruntuhan Inca. Machu Picchu seakan berada di antara dua puncak gunung dan seringkali tertutup kabut. Reruntuhan ini tidak dapat terlihat dari Lembah Urubamba di bawahnya, tempat ini dibangun oleh bangsa Inca tanpa sama sekali menggunakan roda.

Machu Picchu dibangun pada sekitar abad 15, tapi tempat ini sama sekali tidak tercatat oleh para Conquistador Spanyol, yang ternyata menghancurkan tempat tersebut pada tahun 1530. Tempat ini juga masih belum diketahui tujuan pembangunannya, walaupun banyak sekali tanda bahwa tempat tersebut memiliki berbagai pusat pemujaan.

Sampai sekarang berbagai ahli arkeologi terus mencari bukti tujuan dibangunnya tempat tersebut, karena bangsa Inca tidak meninggalkan memiliki sistem tulisan, maka tidak ada laporan tertulis mengenai tempat tersebut.

2. Babilon (Irak)



Reruntuhan ini terletak sekitar 90 km dari kota Baghdad, nama asli kota ini adalah "Bab-ili" yang berarti "gerbang para dewa". Kota ini dikenal luas pada zaman era klasik, sebagai kota yang indah dengan "Taman Gantung" yang termasuk salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia.

Kota ini berdiri sebagai pusat pemerintahan dan budaya, dan berjaya selama lebih kurang 15 abad, semenjak kedatangan suku Amor (sekitar 1850 SM) sampai Alexander Agung, yang akhirnya meninggal di sana pada 322 SM. Hammurabi (1892-1750 SM), salah satu penguasa terhebat di Irak juga membuat kota ini sebagai pusat pemerintahan.

3. Palenque (Meksiko)



Reruntuhan Palenque adalah salah satu dari situs arkeologi terpenting suku Maya di Meksiko dan Amerika Tengah. Kota yang dibangun di atas jurang dengan pemandangan indah teluk Meksiko, Palenque seakan tersembunyi dalam hutan tropis di kaki pegunungan Tumbala, Chiapas, Meksiko.

Walaupun analisis terhadap potongan tembikar menyatakan bahwa daerah tersebut sudah dihuni mulai sekitar 100 SM, tapi bangunan yang tersisa kebanyakan dibangun pada sekitar abad 6 sampai 10 Masehi. Penguasa terbesar di kota ini adalah Pacal, yang berkuasa pada tahun 603 masehi, dan membuat berbagai bangunan inovatif yang bertahan bahkan sampai lebih dari masa berkuasa Pacal yang berkisar 68 tahun. Salah satu bangunan yang luar biasa adalah Istana, baik dinding dan langit-langit istana ini dipenuhi ukiran yang menggambarkan upacara dan berbagai aktivitas penguasa dan para dewa, sehingga kita dapat mengira-ira bagaimanakah kehidupan suku Maya pada zaman tersebut.

Sampai sekarang hanya 34 dari kemungkinan 500 bangunan yang berhasil dibebaskan dari timbunan tanah, siapa tahu anda bisa ikutan membebaskan satu lagi?

4. Ayutthaya (Thailand)



Ayutthaya, dalam bahasa Sansekerta berarti 'tidak terkalahkan' memang tidak sepopuler Bangkok, Chiang Mai atau Phuket, tapi adalah salah satu daerah di Thailand yang sering dikunjungi turis yang ingin melihat reruntuhan yang terkenal.

Pada puncak kejayaannya, Ayutthaya adalah ibukota yang sibuk dengan reputasi yang mencapai banyak negara. Menurut ahli sejarah, perkembangan Ayutthaya, bahkan melebihi berbagai ibukota di Eropa. Kota ini begitu makmur sampai Burma (sekarang Myanmar), negara tetangga, begitu iri dan akhirnya berhasil membakar dan menjarah kota ini. Walaupun sekarang kota ini tinggal puing, tapi masih sangat indah, dan sekarang dilindungi sebagai Ayutthaya Historical Park

5. Colloseum (Italia)



Salah satu hasil dari karya bangun bangsa Romawi, sekaligus adalah reruntuhan bangunan paling terkenal di dunia, nama asli bangunan ini adalah Flavian Amphiteatre, adalah bangunan teater terbuka berbentuk elips di pusat kota Roma, Italia.

Bangunan terbesar di jaman Romawi ini mampu menampung 50.000 penonton, digunakan sebagai kontes gladiator dan pertunjukan kepada publik. Berbagai pertunjukan, seperti pertempuran bohongan, eksekusi, sampai pertunjukan ulang pertempuran terkenal, juga berbagai drama berdasar mitologi dipertontonkan di sini. Lebih dari 50.000 orang dan hewan mati di tempat ini

Walaupun sekarang kerusakan sebagian dari bangunan ini dikatakan terjadi karena gempa bumi, tapi setidaknya bangunan ini berhasil tetap tegak berdiri hanya dengan sedikit kerusakan, dan sehingga menjadi salah satu bangunan yang berhasil membuat terobosan dalam menahan gempa.

6. Tikal (Guatemala)



Tikal adalah situs arkeologi terbesar di dunia sekaligus pusat urban di tengah kebudayaan Maya Pre-Kolombia. Situs ini terletak di daerah arkeologi di Peten Basin, Guatemala Utara. Situs ini adalah bagian dari Tikal National Park dan pada tahun 1979 berada dalam lindungan Unesco.

Tikal adalah salah satu pusat budaya dan populasi suku bangsa Maya. Berbagai bangunan monumental di situs ini dibangun pada abad ke empat Masehi. Tikal mencapai puncak kejayaannya pada sekitar tahun 200 - 900 Masehi, dan pada masa tersebut, Tikal mendominasi budaya, politik, ekonomi dan militer bangsa Maya, sambil terus berinteraksi dengan berbagai suku bangsa, termasuk Teohuatican di Meksiko.

Setelah masa-masa Tikal dikalahkan oleh Teohuatican pada abad ke empat Masehi, Tikal mengalami penurunan, bahkan istana yang ada sempat terbakar. Berbagai bukti menunjukkan bahwa kota ini makin lama makin sepi sampai akhirnya ditinggalkan pada abad 10 Masehi.


7. Chichén Itzá (Meksiko)



Situs arkeologi terbesar jaman pre-Kolombia yang dibangun oleh bangsa Maya. Chichen Itza dibangun di utara semenanjung Yucatan, Meksiko. Daerah ini adalah titik pusat utama di Zaman Klasik. Chichen Itza dibangun dengan berbagai gaya arsitektur yang dianggap merupakan hasil dari akulturasi berbagai budaya yang ada di daerah tersebut.


8. Parthenon (Yunani)



Adalah kuil dewi Athena, yang dibangun pada pada abad ke 5 di Akropolis. Bangunan ini adalah bangunan paling penting yang berhasil selamat di masa Yunani Klasik, dan dianggap sebagai puncak perkembangan budaya Klasik Yunani. Pada saat ini, Kementrian Kebudayaan Yunani sedang menjalankan program untuk merestorasi dan merekonstruksi bangunan ini.

9. Biara Trinidad (Paraguai)



Biara yang terlteak 25 km dari Encarnacion, di rute yang mengarah ke Ciudad del Este, Paraguai, adalah bangunan yang paling menarik dalam sejarah misi Nasrani ke Paraguai.

Trinidad adalah kota yang didirikan oleh para penduduk setempat yang datang dari San Carlos. Arsitek utama bangunan ini adalah romo Juan Bautista Prímoli dari Milan dan Catalan Jose Grimau. Gereja yang dibangun di tempat ini dikatakan sebagai gereja terindah dan terbesar di seluruh Paraguai (pada zamannya)

10. Copan (Honduras)



Ibu kota bangsa Maya dari tahun 400-800, Copan adalah kota terbesar dan paling mengagumkan di seluruh pusat kebudayaan Maya. Terdapat beberapa piramid, kuil dan 21 pilar batu, atau stelae, dengan berbagai ukiran wajah raja-raja Copan.


11. Palmyra (Siria)



Palmyra, yang terletak di jantung Padang Pasir Siria, seringkali digambarkan sebagai "pengantin padang pasir". Sisa bangunan yang ada menjadi saksi bertapa Ratu Zenobia adalah seorang pemimpin yang heroik. Palmyra yang didirikan di dekat mata air panas Afqa, adalah tempat persinggahan ideal sebagai jalur perdagangan antara Irak dan Al Sham (sekarang adalah Siria, Lebanon, Jerusalem dan Yordania).

Lokasi yang strategis plus kemakmuran daerah ini sangat menarik pasukan Romawi, yang akhirnya mengambil alih kota ini di tahun-tahun pertama Masehi. Ahli arkeolgis sampai sekarang menggali daerah tersebut untuk menemukan sisa-sia bangunan istana ratu Zenobia.

12. Talisay (Filipina)



Salah satu bangunan di Talisay City adalah rumah besar yang dibangun oleh raja gula di akhir abad 19, dan tidak hanya sekali,tapi dua kali harus hancur di perang dunia kedua, untuk mencegah agar Jepang tidak memanfaatkan bangunan tersebut. Sisa bangunan yang ada masih menunjukkan keindahan rumah mewah yang besar tersebut.